Video yang memperlihatkan warga menggotong jenazah menggunakan tandu melewati jalanan berlumpur viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (21/5/2022). Jenazah seorang guru honorer bernama Daning itu terpaksa ditandu sejauh 40 kilometer melintasi jalan licin, gunung terjal, dan muara sungai.
Pasalnya, jalanan yang rusak dan berlumpur tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. "Alasan utamanya karena jalanan rusak," kata Kamaruddin, seorang warga yang ikut menandu jenazah, seperti dilansir . Kamaruddin menjelaskan, Daning sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene.
"Meninggal di RSUD Majene, kemudian dari Majene (jenazah) dibawa ambulans sampai di Desa Kabiraan," terangnya. Namun, karena akses jalan mulai ekstrem, mobil ambulans tak bisa lewat. Akhirnya, warga memutuskan menandu jenazah Daning secara bergantian menuju Dusun Batannato, Desa Popenga, Kecamatan Ulumanda, Majene.
Mengutip Kompas.com , selama menempuh perjalanan mengantar jenazah, warga mengalami kondisi yang sulit. Mulai dari menembus kegelapan malam dan hutan belantara hingga basah kuyup karena diguyur hujan deras. Jenazah Daning ditandu mulai dari pukul 10.00 WITA hingga pukul 23.30 WITA.
Menurut Kamaruddin, peristiwa jenazah ditandu ibu bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, hal serupa juga pernah terjadi. Termasuk juga warga yang jatuh sakit hingga ada ibu melahirkan di jalan karena kendaraan tak bisa melintas.
"Ini bukan yang pertama kalinya kita tandu jenazah, mobil tidak bisa lewat karena jalanan yang rusak," ujarnya. Dijelaskan Kamaruddin, sejak lama jalan di wilayah tersebut memang rusak parah dan tak bisa dilalui kendaraan umum. Jalan licin dan terjal ini hanya bisa dilintasi kendaraan double cabin dan mobil offroad lainnya.
Sebenarnya, warga sudah lama mengeluhkan kondisi jalan tersebut. Namun, sampai saat ini belum juga ada perbaikan. Saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut, jalan menjadi becek dan berlumpur.
Sementara ketika musim kemarau, kondisi jalan berasap debu tebal. Warga setempat berharap kepada pemerintah agar segera memperbaiki akses jalan menuju desa mereka. "Semoga pemerintah bisa melihat situasi yang kami alami ini," kata dia.